Kalau kenapa bisa begitu? jawaban bisa macam-macam?
bisa karena memang minggu lalu hati ane kurang "lapang" (lapangan bola kali ;-) ) dibandingan hari ini, cara penyampain khotib yang "gimana gitu" dan lain-lain.
Bila hari kerja--dan ane masuk kerja tentunya -- sholat jum'at hanya ane lakukan di Masjid kawasan KIIC atau musholah pabrik tempat nguli dan hanya kadang-kadang sholat di masjid kawasan.
Khutbah jum'at beda dengan ceramah dimajlis ta'lim, khutbah jum'at setahu ane ada rukun-rukun yang harus dipatuhi dan untuk jamaah juga ada tata caranya. Simplenya mah tong ngabantah dan dengerin wae eta khutbah.
Karena hal ini lah kadang yang sering bikin gusar/galau dihate aing....seperti beberapa minggu lalu.
Jadi solusinya naon dong?
Kalau pake analisa mendalam dan mencari sebab-musabab atau faktor-faktor yang membuat gw galau/gusar adalah :
- Sisi pendengar/jama'ah (ane maksudnya)
- Sisi Khotib
- dan Materi khutbah
So, untuk para temans yang sering bertindak sebagai khotib...permintaan atau saran ane, tolong pilih-pilih materi yang akan disampaikan dikhutbah jum'at, jangan yang bernuasa khilafiyah atau sangat mengundang peluang jamaah untuk bertanya atau konfirmasi.
cukup dulu deh, hanya permintaan dan saran kalau gak dikasih atau diterima juga gak apa-apa
mohon Maaf sebelumnya.....
Terus belajar
No comments:
Post a Comment